foto: komunitas topi bambu
Tangerang - Topi bambu buatan Tangerang yang pada tahun 1930 silam menembus pasar internasional kini mulai meredup. Tim dari komunitas topi bambu Tangerang pun merancang topi bambu berukuran sangat besar untuk kembali menghidupkan kembali industri topi bambu.
Karya unik ini dibuat oleh tim dari komunitas topi bambu Tangerang, Banten. Mereka ingin mengembalikan eksistensi topi bambu di dunia internasional, agar menyamai topi koboi yang legendaris.
Agus Hasanudin, salah satu anggota komunitas yang menggagas pembuatan topi bambu raksasa ini memberikan foto dan detail ukuran topi buatannya itu kepada detikcom, Rabu (27/7/2011).
Topi bambu terlebar ini seluruhnya dibuat dari anyaman tali bambu. Diameter topi ini mencapai 2 meter dengan jari-jari helai topi 1 meter, dengan berat topi 2 kilogram. Di bagian tengah topi terdapat lingkaran kepala topi dengan diameter 20 cm dan tinggi 20 cm.
Di China, Katak-Katak Dengan Warna-Warni Buatan Ini, Dijual Sebagai Penghias Akuarium. Sama seperti ikan emas bertato dan kura-kura hidup dimasukkan plastik dan digunakan sebagai gantungan kunci. Katak artifisial yang dicelup pewarna telah dijual di China selama beberapa tahun belakangan, meskipun banyak keluhan dari aktivis hewan dan protes dari para ahli kesejahteraan hewan.
Tampaknya warna-warni katak biasa tidak cukup menarik untuk beberapa orang, sehingga mereka memutuskan untuk menambahkan dan merubah warna yang sudah di desain Sang Pencipta Alam, melalui teknologi modern.Menggunakan berbagai perangkat dan teknik, termasuk laser dan membombardir amfibi ini dengan sejumlah besar bahan kimia industri yang diserap oleh kulit katak-katak tersebut.Mereka menciptakan apa yang dikenal sebagai katak berwarna. Warna-warna yang cerah dan tampaknya bertahan sampai 4-5 tahun.Permintaan sangat tinggi untuk hiasan akuarium dan kolam di seluruh negeri. Beberapa bahkan membelinya sebagai hewan peliharaan buat anak-anak mereka, dan vendor mengatakan, "Katak - katak ini punya warna-warna cerah karena mereka begitu ceria".