Jengkol (dok: recipeeasy)
Asal tidak terganggu oleh baunya, jengkol (Archidendron pauciflorum) harus diakui memang enak rasanya. Tak heran banyak orang begitu menyukainya sampai-sampai nafsu makannya turun jika jika di piringnya tidak tersedia lalap atau semur jengkol.
Meski enak, jengkol tidak dianjurkan untuk dikonsumsi berlebihan. Bukan saja akan membuat bau badannya mirip jengkol, jika terlalu banyak risikonya adalah keracunan karena jengkol mengandung senyawa jengkolat yang dalam takaran tertentu bisa berbahaya bagi ginjal karena kristalnya menyumbat saluran kemih.
Dikutip dari Healingrosacea, Kamis (10/3/2011), keracunan jengkol dipicu oleh asam jengkolat (jengkolic acid) yakni sejenis asam amino yang terkandung dalam biji jengkol. Endapan asam jengkolat membentuk kristal dengan ujung runcing yang bisa melukai pembuluh darah dan saluran kencing.
Hingga kini tidak ada pedoman pasti berapa banyak porsi jengkol yang aman untuk dikonsumsi. Toleransi individual terhadap asam jengkolat berbeda pada setiap orang, sehingga ada juga orang yang bisa makan jengkol sebanyak-banyaknya tanpa keracunan.
Seseorang bisa dicurigai mengalami keracunan jengkol jika:
- Merasakan nyeri perut
- Mual-muntah
- Susah buang air kecil atau disebut juga 'anyang-anyangan'.
- Pada tingkatan yang lebih parah, volume air kencing yang dikeluarkan berkurang dan kadang-kadang disertai bercak darah.
Namun jika sudah disertai kencing darah dan tidak doyan minum, maka sebaiknya dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat. Biasanya dokter akan memberi infus natrium bikarbonat untuk menyeimbangkan komposisi kimia dalam tubuh usai keracunan asam jengkolat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar