Senin, 03 Oktober 2011

Pembodohan Lewat Iklan


320x240 Tv-edit.jpg

Anda pasti sering lihat iklan yang ada di TV, misalnya "Anda panas dalam? Minum larutan penyegar..." atau yang ini "Idih-idiih, darah kotor ya? Makanya minum...".

Wajar saja kalau kita merasa jengkel atau dibodohi dengan slogan-slogan iklan diatas. Asal tahu saja, istilah 'panas dalam' atau 'darah kotor' itu tidak pernah tercantum dalam kamus kedokteran manapun! Lantas kenapa ada pihak yang berjualan obat untuk penyakit yang sebenarnya tidak ada?

Pernah mendengar iklan sabun yang diklaim bisa "membunuh kuman secara efektif?" Ini juga pembodohan! Para dokter sudah lama prihatin dengan semakin maraknya penggunaan sabun antiseptik oleh masyarakat awam. Sabun yang bisa "membunuh kuman" itu sebenarnya tidak boleh digunakan secara sembarangan. Sabun jenis ini biasanya hanya dipakai oleh para dokter saat hendak melakukan pembedahan. Tujuannya untuk membunuh kuman pada bagian tubuh yang mengalami kontak langsung dengan pasien bedah agar kuman-kuman itu tidak sampai menyebabkan infeksi pada luka akibat operasi. Tapi penggunaan untuk keperluan diluar itu, justru bisa membawa akibat buruk.

Kulit manusia sebenarnya merupakan sebuah ekosistem mini dengan kuman-kuman (dalam pengertian jasad renik), baik yang bersifat merugikan dan menguntungkan sebagai anggotanya. Penggunaan sabun antiseptik bukan hanya membasmi kuman yang merugikan, tapi juga yang menguntungkan. Walhasil keseimbangan 'ekosistem' di kulit menjadi rusak, dan ini justeru bisa mengganggu kesehatan kulit. Tubuh kita sebenarnya sudah memiliki sistem kekebalan sendiri untuk mengatasi kuman-kuman merugikan pada kulit. Jadi, selama dalam batas-batas yang wajar, it's Ok, tidak perlulah kuman-kuman itu dibasmi dengan sabun antiseptik, apalagi setiap kali saat kita mandi. Lain ceritanya kalau kita memang mengidap penyakit kulit. Dalam kondisi seperti ini, bolehlah kita memakai sabun antiseptik.

Tapi pembodohan yang paling 'telanjang' pastilah terjadi saat wabah SARS sedang marak beberapa tahun yang lalu. Saat itu, entah siapa yang memulai, muncul slogan-slogan iklan dari aneka produk yang mendompleng isu SARS. Padahal, penyebab SARS sendiri sekarang masih berupa tanda tanya. Penyakit ini tidak bisa dicegah semata-mata dengan menggunakan produk pembersih merek A, multivitamin merek B, atau suplemen merek C. Untungnya badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) akhirnya mengambil tindakan tegas dengan memberikan peringatan keras bagi produsen yang mengiklankan produknya dengan menumpang "popularitas" SARS. Ada sekitar 13 produsen yang saat itu mendapat "kartu kuning".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar